7 Hal Penting Dalam Sejarah Batik
By Unknown - Minggu, 10 November 2013

Patut diketahui, tak ada budaya 'orisinil' dalam khasanah sejarah. Namun, pembentukan tradisi baru akan menghasilkan bentukan budaya yang juga 'baru'. Demikian pula pada batik, memang ada asimilasi budaya yang datang ke tanah Jawa. Tapi pada akhirnya, bila benar canting ditemukan oleh masyarakat Jawa, maka batik menjadi budaya baru. Batik adalah milik penduduk kepulauan Nusantara ini.
Hal ini mungkin sejalan dengan opini J.L.A. Brandes, arkeolog Belanda, dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesia. Mereka percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme, tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.
![]() |
wikipedia.org |
Batik juga semakin menarik minat masyarakat barat karena seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel, memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam pada tahun 1873. Maka saat dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
![]() |
galenfrysinger.com |
Sementara batik Cirebon (mewakili keraton 'pesisir') biasanya bermotif mahluk laut dan pengaruh Tionghoa. Batik pesisir juga memiliki garis maskulin hingga bisa terlihat pada corak "Mega Mendung".
Batik Sogan memang jenis batik yang identik dengan daerah keraton Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo, motifnya pun biasanya mengikuti pakem motif-motif klasik keraton.
Sogan Yogya dan Solo juga dapat dibedakan dari warnanya. Biasanya sogan Yogya dominan berwarna coklat tua-kehitaman dan putih, sedangkan sogan Solo berwarna coklat-oranye dan coklat.
![]() |
Motif parang, contoh batik sogan paling populer / winotosastro.com |
![]() |
Contoh motif batik cirebon "mega mendung" |
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS